BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Antropologi adalah suatu ilmu yang memahami sifat-sifat semua jenis manusia secara lebih banyak. Antropologi yang dahulu dibutuhkan oleh kaum misionaris untuk penyebaran agama nasrani dan bersamaan dengan itu berlangsung sistem penjajahan atas negara-negara di luar eropa, dewasa ini dibutuhkan bagi kepentingan kemanusiaan yang lebih luas. Studi antropologi selain untuk kepentingan pengembangan ilmu itu sendiri, di negara-negara yang sedang membangun sangat diperlukan bagi pembuatan-pembuatan kebijakan dalam rangka pembangunan dan pengembangan masyarakat. Sebagai suatu disiplin ilmu yang sangat luas cakupannya, maka tidak ada seorang ahli antropologi yang mampu menelaah dan menguasai antropologi secara sempurna. Demikianlah maka antropologi dipecah-pecah menjadi beberapa bagian dan para ahli antropologi masing-masing mengkhususkan diri pada spesialisasi sesuai dengan minat dan kemampuannya untuk mendalami studi secara mendalam pada bagian-bagian tertentu dalam antropologi. Dengan demikian, spesialisasi studi antropologi menjadi banyak, sesuai dengan perkembangan ahli-ahli antropologi dalam mengarahkan studinya untuk lebih mamahami sifat-sifat dan hajat hidup manusia secara lebih banyak. Dalam hubungan ini ada antropologi ekonomi, antropologi politik, antropologi kebudayaan, antropologi agama, antropologi pendidikan,
antropologi perkotaan, dan lain sebagainya.
I.2 IDENTIFIKASI DAN PEMBATASAN MASALAH
Antropologi secara garis besar dipecah menjadi 2 bagian yaitu antropologi fisik/biologi dan antropologi budaya. Tetapi dalam pecahan antropologi budaya, terpecah – pecah lagi menjadi banyak sehingga menjadi spesialisasi – spesialisasi, termasuk Antropologi Pendidikan. Seperti halnya kajian antropologi pada umumnya antropologi pendidikan berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya dalam rangka memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia khususnya dalam dunia pendidikan. Studi antropologi pendidikan adalah spesialisasi termuda dalam antropologi. Setelah dasawarsa tahun 60-an di Amerika Serikat semakin banyak diperlukan keahlian dalam antropologi untuk meneliti masalah – masalah pendidikan, maka antropologi pendidikan kemudian dianggap dapat berdiri sendiri sebagai cabang spesialisasi antropologi yang resmi. Antropologi pendidikan apabila dihadirkan sebagai suatu materi kajian, maka yang dikaji adalah penggunaan teori-teori dan metode-metode yang digunakannya.
I.3 RUMUSAN MASALAH
Memperhatikan realita yang berkembang mengenai Sosiologi Antropologi Pendidikan seperti yang telah diuraikan diatas perlu adanya pemahaman tentang Sosiologi Antropologi Pendidikan itu sendiri khususnya metode-metode yang terkandung dalam disiplin ilmu tersebut yang dirumuskan sebagai berikut :
1. Menjelaskan pengertian dari Sosiologi Antropologi Pendidikan.
2. Menjelaskan ruang lingkup kajian Sosiologi Pendidikan dan Antropologi Pendidikan.
3. Menjelaskan tujuan Sosiologi Pendidikan dan Antropologi Pendidikan.
4. Menjelaskan metode dan hubungan antara Sosiologi Pendidikan dan Antropologi Pendidikan.
5. Menjelaskan manfaat mempelajari Sosiologi Antropologi Pendidikan
I.4 TUJUAN PEMBAHASAN
Tujuan dari diadakannya pembahasan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui definisi dari Sosiologi Antropologi Pendidikan.
2. Untuk mengetahui ruang lingkup kajian Sosiologi Pendidikan dan Antropologi Pendidikan.
3. Untuk mengetahui metode dan hubungan antara Sosiologi Pendidikan dan
Antropologi Pendidikan
4. Untuk mengetahui manfaat mempelajari Sosiologi Antropologi Pendidikan.
I.5 KEGUNAAN PEMBAHASAN
Kegunaan dari pembahasan ini adalah :
a. Bagi kami pembahasan ini merupakan wahana latihan pengembangan ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
b. Dengan adanya pembahasan ini tentunya kami semua akan semakin memperkaya ilmu pengetahuan kami tentang Sosiologi Antropologi Pendidikan khususnya materi yang berhubungan dengan metode-metode dalam Sosiologi Antropologi Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 DEFINISI SOSIOLOGI DAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN
Sosiologi termasuk dalam kelompok ilmu-ilmu sosial (sosial science).Sosiologi juga disebut ilmu kemasyarakatan, dan termasuk ilmu yang masih muda usianya. Sosiologi sebagai ilmu, baru muncul pada abad ke-19, dipopulerkan oleh seorang filosof prancis yang bernama Auguste Comte (1798-1853). Didalam bukunya Course de Philosophie positive, ia menerangkan bahwa pendekatan umum untuk mempelajari masyarakat harus melalui urutanurutan tertentu, yang kemudian akan sampai pada tahap terakhir, yaitu tahap ilmiah. Karena jasanya, Comte disebut sebagai Bapak Sosiologi karena ia pertama kali memakai istilah sosiologi. Ia mengkaji sosiologi secara sistematis, sehingga sosiologi terlepas dari lilmu filsafat dan berdiri sejak abad ke-19. Sosiologi merupakan gabungan dari dua kata “socius” dari bahasa latin berarti: teman atau kawan, dan “logos” dari bahasa Yunani berarti: kata atau berbicara. Secara umum sosiologi dipahami sebagai kumpulan gagasan perihal kehidupan antar manusia (a body of thought about man’s inter-human life). Beberapa sarjana memberikan definisi-definisi tentang sosiologi adalah sebagai berikut:
1. Pitirim Sorokin, sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari :
· Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala
sosial (misalnya antara gejala ekonomi dengan agama, keluarga dan
moral, hukum dengan ekonomi, gerak masyarakat dengan politik, dan
lain sebagainya.)
· Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejalagejala
non-sosial.
· Ciri umum dari semua jenis gejala-gejala sosial.
2. Menurut Roucek dan Warren, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan antar manusia dalam kelompok-kelompoknya.
3. Menurut William f. Ogburn dan Meyer f. Nimkoff, Sosiologi adalah
penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu
organisasi sosial.
4. Menurut J. A. A. Van Doorn dan C. J. Lammers, Sosiologi adalah ilmu
pengetahuan tentang struktur–struktur dan proses kemasyarakatan yang
bersifat stabil.
5. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, Sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan
sosial.
Dalam buku Sosiologi Pengantar yang ditulis oleh Soerjono Soekanto,
mengatakan bahwa sosiologi adalah ilmu sosial yang murni, abstrak, rasional,
dan empiris, bersifat umum, serta berusaha mencari pengertian umum.
Sedangkan pengertian sosiologi pendidikan Menurut para ahli adalah
sebagai berikut:
1. F. G. Robbins, Sosiologi pendidikan adalah sosiologi khusus yang
mengkaji strukutur dan dinamika proses pendidikan.
2. H. P. Fairchild dalam bukunya “Dictionary of sociology” dikatakan
bahwa sosiologi pendidikan adalah sosiologi yang di terapkan untuk
memecahkan masalah pendidikan yang fundamental.
3. Charles A.Ellwood, Sosiologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari atau menuju untuk melahirkan maksud hubungan semua
pokok-pokok masalah antara proses pendidikan dan proses sosial.
4. Prof. Drs. Nasution M. A., Sosiologi pendidikan adalah ilmu yang
berusaha untuk mengetahui cara-cara mengendalikan proses pendidikan
untuk mengembangkan kepribadian individu untuk lebih baik.
Dari definisi tersebut dapat di simpulkan bahwa Sosiologi pendidikan
adalah ilmu yang mempelajari seluruh aspek pendidikan baik struktur,
dinamika, masalah masalah pendidikan atau aspek-aspek lainya secara
mendalam melalui analisis atau pendekatan sosiologis.
II.2 RUANG LINGKUP KAJIAN SOSIOLOGI
Ruang lingkup sosiologi lebih luas dari ilmu sosial lainnya Karena
mencakup semua interaksi yang berlangsung antara individu dengan individu,
individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok dalam
lingkungan masyarakat. Sosiologi mengkaji beberapa hal, diantaranya :
1. Ekonomi beserta kegiatan usahanya secara prinsipil yang berkaitan dengan
produksi, distribusi, dan penggunaan sumber-sumber kekayaan alam.
2. Masalah kewenangan, yaitu pihak-pihak yang membuat kebijakan
berkaitan dengan apa yang dialami warganya.
3. Persoalan sejarah, yaitu dengan catatan kronologis, misalnya usaha dan
kegiatan manusia beserta prestasinya yang berdokumentasikan. Sosiologi
mempersatukan data yang beragam dari beberapa ilmu pengetahuan lain
sebagai dasar pengetauan.
Dengan demikian, sosiologi dapat dihubungkan dengan kejadiankejadian
sejarah, sepanjang kejadian itu memberikan keterangan beserta urutan
tentang proses kelangsungan hidup kelompok-kelompok manusia. Sebagai
contoh, riwayat suatu kelembagaan dapat dipelajari sehubungan dengan
penyingkapan faktor-faktor, prinsip-prinsip, dan keanekaragaman hubungan
yang meliputi kejadian dan riwayat lembaga tersebut.
II.3 TUJUAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN
Menurut George S. Herrington mengemukakan lima tujuan sosiologi
pendidikan, yaitu:
1. Untuk memahami peraturan tentang penelitian dalam masyarakat dan
sekolah sebagai instrument dan faktor sosial atau kemajuan sosial yang
mempengaruhi sekolah.
2. Untuk memahami ideologi yang demokratis kultur kita dan kecenderungan
sosial dan ekonomi dalam hubungan dengan kedua agen pendidikan
informal dan formal.
3. Untuk memahami kekuatan sosial efek mereka atas individu.
4. Kurikulum masyarakat.
5. Untuk menggunakan teknik penelitian dan pemikiran kritis untuk mencapai
tujuan.
6. Pokok-pokok penelitian sosiologi penelitian.
II.4 PENGERTIAN ANTROPOLOGI DAN ANTROPOLOGI PENDIDIKAN
Disiplin antropologi, sebagaimana yang kita kenal adalah produk
peradaban barat yang relatif baru. Di Amerika Serikat misalnya, kuliah
antropologi umum yang diberi kredit di College Universitas, diberi di
Universitas Vermont itupun baru pada tahun 1886.
Seiring dengan publikasi karya-karya teoritis Auguste Comte, pada
tahun 1830, pengaruh sosiologi semakin besar dalam perkembangan
antropologi. Dalam waktu singkat, antropologi mulai dipengaruhi teori-teori
Darwin serta teori evolusi biologis. Begitu pula metodologi dan teori
perbandingan hukum perlahan menerapkan pengaruhnya dalam kajian
antropologi. Lebih jauh, melalui karya-karya Lewis H. Morgan dan Edward
B. Taylor antropologi berkembang seperti sekarang ini.
Antropologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata ”antrophos”
berarti manusia, dan “logos” berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia
sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial. Antropologi memiliki dua
sisi holistic dimana meneliti manusia pada tiap waktu dan tiap dimensi
kemanusiaannya. Arus utama inilah yang secara tradisional memisahkan
antropologi dari disiplin ilmu kemanusiaan lainnya yang menekankan pada
perbanding/perbedaan budaya antar manusia. Walaupun begitu sisi ini banyak
diperdebatkan dan manjadi kontroversi sehingga metode antropologi sekarang
sering kali dilakukan pada pemusatan penelitian pada penduduk yang
merupakan masyarakat tunggal. Definisi antropologi menurut para ahli yaitu:
a. Wiliam A. Haviland, Antropologi adalah studi tentang manusia, berusaha
menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusi adan perilakunya
serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman
manusia.
b. David Hunter, Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang
tidak terbatas tentang umat manusia.
c. Koentjaraningrat, Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat
manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik
masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
Dari definisi-definisi tersebut, dapat disusun pengertian sederhana
antropologi, yaitu ssebuah ilmu yang mempelajari manusia dari segi
keanekaragaman fisik serta kebudayaan (cara-cara berprilaku, tradisi-tradisi,
nilai-nilai) yang dihasilkan sehingga setiap manusia yang satu dengan yang
lainnya berbeda-beda.
Secara umum Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha
menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya dan
untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
Sedangkan Antropologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang berusaha
memahami dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan analisis
berdasarkan konsep-konsep dan pendekatan Antropologi.
II.5 RUANG LINGKUP ANTROPOLOGI
Antropologi adalah studi tentang umat manusia, yang berusaha
menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya, dan
untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
Sedangkan yang menjadi objek kajian antropologi adalah kebudayaan.
II.6 METODE DAN HUBUNGAN ANTARA SOSIOLOGI DAN
ANTROPOLOGI
Objek kajian sosiologi adalah masyarakat, dan kita juga tahu
masyarakat sudah pasti berkebudayaan, namun perlu diingat antara masyarakat
dan kebudayaan tidak sama, tetapi berhubungan erat. Dalam hal ini masyarakat
menjadi kajian pokok sosiologi, dan kebudayaan menjadi kajian pokok
antropologi.
Hal ini disebabkan hubungan erat antara kebudayaan dan masyarakat
diibaratkan semut dan lebah bermasyarakat, tetapi tidak berkebudayaan.
Sehingga dapt ditarik kesimpulan bahwa masyarakat lebih mendasar dan
merupakan tanah dimana kebudayaan itu tumbuh. Kebudayaan selalu
berbentuk atau bercorak sesuai dengan masyarakatnya.
Menurut Ralph Linton, kata masyarakat menunjuk pada segolongan
manusia yang pandai dan bekerja sama, sedangkan kata kebudayaan menunjuk
pada cara hidup yang khas dari golongan manusia tersebut. Dengan kata lain,
masyarakat merupakan fungsi-fungsi yang asasi dalam hubungan manusia,
sedangkan kebudayaan adalah cara fungsi itu dilaksanakan.
Masyarakat berhubungan dengan susunan dan proses hubungan antar
manusia dan golongan, kebudayaan berhubungan dengan isi corak dengan
hubungan yang ada. Karena itu, keduanya baik masyarakat dan kebudayaan
penting bagi sosiologi dan antropologi. Hanya saja, penekanan antara keduanya
berbeda.
Kedua spesialisasi ini sering digabungkan menjadi satuan bagian.
Adapun bidang yang menjadi bahan kajian meliputi hal-hal berikut :
1. Sejarah terjadinya dan perkembangan manusia sebagai makhluk biologis.
2. Sejarah terjadinya berbagai bahasa manusia diseluruh dunia dan
penyebarannya.
3. Masalah terjadinya persebaran dan perkembangan berbagai kehidupan
diseluruh dunia.
4. Masalah dasar kebudayaan dalam kehidupan manusia dari suku-suku
bangsa yang tersebar dimuka bumi sampai sekarang.
Sedangkan Kluckhohn juga menjelaskan perbedaan antara antropologi
dan sosiologi yang merupakan disiplin ilmu yang sama-sama banyak
menguraikan berbagai dimensi dalam kehidupan manusia. Ia menjelaskan
bahwa para sosiolog dan antropolog melihat manusia secara berbeda dengan
lingkungannya.
Sedangkan antropolog memandang bahwa manusia itu figur yang hidup
ada pada lingkungan, serta figur yang cenderung melawan lingkungan, ia selalu
berada dalam lingkungan sebagai variabel abadi, bisa diprediksi hanya dalam
batas manusia itu sendiri, mudah diketahui hanya dalam sebuah seri virtual
tanpa batas.
Sementara itu, sosiolog lebih menilai manusia secara objektif, tidak
melibatkan perasaan dan reaksinya. Antropologi budaya seringkali memusatkan
perhatian untuk memahami manusia melalui perasaan dan reaksinya, manusia
sebagai lazimnya manusia, bukan sebagai subjek.
Adapun persamaan antara sosiologi dan antropologi yaitu, sama-sama
bertujuan untuk mencapai pengertian tentang azas-azas hidup masyarakat dan
manusia pada umumnya.
Sedangkan perbedaannya sebagai berikut:
1. Asal mula dan sejarah perkembangannya berbeda.
2. Perbedaan pengkhususan pokok dan bahan penelitian.
3. Memiliki metode dan masalah yang khusus.
II.7 MANFAAT MEMPELAJARI SOSIOLOGI ANTROPOLOGI
PENDIDIKAN
Adapun manfaat dari penggunaan teori sosiologi – antropologi
diantaranya adalah :
· Dapat melihat dengan jelas siapa diri kita, baik sebagai pribadi maupun anggota
kelompok atau masyarakat.
· Mampu mengkaji tempat kita dalam masyarakat dan dapat melihat dunia atau
budaya lain yang belum kita ketahui sebelumnya.
· Makin memahami norma, tradisi, keyakinan, dan nilai-nilai yang dianut oleh
masyarakat lain.
· Makin lebih tanggap, kritis dan rasional menghadapi gejala sosial masyarakat
yang makin kompleks.
· Antropologi menyusun etnografi – etnografi yang memungkinkan penciptaan
teori – teori tentang asal – usul agama dan kepercayaan, asal mula keluarga dan
perkawinan, asal – usul dan perilaku negara, dan sebagainya.
· Dengan bantuan ilmu antropologi, maka terbukalah cakrawala pengetahuan baru
bahwa segalanya berubah dan runtutan awalnya akan berujung bukan dari
kekuatan ilahiah tapi kekuatan manusia.
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
Sosiologi merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata latin socius yang artinya teman, dan logos dari kata Yunani yang berarti cerita, diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan August Comte (1798-1857). Sosiologi muncul sejak ratusan, bahkan ribuan tahun yang lalu. Namun sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari masyarakat baru lahir kemudian di Eropa. Sosiologi juga merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara individu dengan individu, individu dengan masyarakat, dan masyarakat dengan masyarakat. Selain itu, Sosiologi adalah ilmu yang membicarakan apa yang sedang terjadi saat ini, khususnya pola-pola hubungan dalam masyarakat serta berusaha mencari pengertian-pengertian umum, rasional, empiris serta bersifat umum.
Antropologi adalah suatu ilmu yang memahami sifat – sifat semua jenis
manusia secara lebih banyak. Antropologi yang dahulu dibutuhkan oleh kaum
misionaris untuk penyebaran agama nasrani dan bersamaan dengan itu
berlangsung system penjajahan atas negara – negara di luar eropa, dewasa ini
dibutuhkan bagi kepentingan kemanusiaan yang lebih luas. Studi antropologi
selain untuk kepentingan pengembangan ilmu itu sendiri, di Negara – Negara
yang telah membangun sangat diperlukan bagi pembuatan – pembuatan
kebijakan dalam rangka pembangunan dan pengembangan masyarakat.
Sebagai suatu disiplin ilmu yang sangat luas cakupannya, maka tidak ada
seorang ahli antropologi yang mampu menelaah dan menguasai antropologi
secara sempurna. Demikianlah maka antropologi dipecah – pecah menjadi
beberapa bagian dan para ahli antropologi masing – masing mengkhususkan
diri pada spesialisasi sesuai dengan minat dan kemampuannya untuk
mendalami studi secara mendalam pada bagian – bagian tertentu dalam
antropologi. Dengan demikian, spesialisasi studi antropologi menjadi banyak,
sesuai dengan perkembangan ahli – ahli antropologi dalam mengarahkan
studinya untuk lebih mamahami sifat – sifat dan hajat hidup manusia secara
lebih banyak.
III.2 SARAN
Sosiologi dapat berfungsi sebagai ilmu murni dan ilmu terapan, misalnya
dalam ilmu murni meneliti tentang budaya mencontek ketika ujian dan jika
dalam ilmu terapan akan mengkaji bagaimana cara mencegah siswa mencontek
saat ujian. Sosiologi sangat dibutuhkan dalam masyarakat, baik sebagai
peneliti, teknisi, konsultan, maupun sebagai pendidik.
Antropologi di dalam masyarakat berperan sebagai peneliti tentang
keanekaragaman masyarakat. Suku bangsa yang dapat digunakan untuk ilmu
itu sendiri (pengembangan metode ilmiah), juga sebagai dasar untuk
mengambil kebijakan pembangunan yang dapat memecahkan masalah –
masalah sosial di dalam masyarakat. Para antropolog bersama – sama dengan
sosiolog dapat membantu memecahkan masalah sosial budaya dan
merencanakan pembangunan sosial. Para antropolog dapat menjalin hubungan
dengan para ahli dari ilmu – ilmu lain untuk mengembangkan metode
penelitian yang intensif dan mendalam tentang beragam kebudayaan yang
jumlahnya ribuan di dunia.
Antropologi dan sosiologi dapat membantu memecahkan masalah –
masalah sosial budaya dan perencanaan pembangunan seperti masalah dalam
pendidikan.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Ninit Yuli Anita, Sosiologi Antropologi Pendidikan, artikel diambil dari
http://ninityulianita.wordpress.com/2008/10/31/sosiologi-antropologipendidikan/,
2008.
Siti Waridah Q & J. Sukardi-Isdiyono, Sosiologi Kelas I SMA/MA, Jakarta : Bumi
Aksara, 2004.
Wardi Bachtiar, Sosiologi Klasik, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006.
William A. Haviland diterjemahkan oleh R. G. Seokadijo, Antropologi, Jakarta :
Erlangga, 1988.
Makalah
PENDIDIKAN KEWIRAAN
NAMA : SUDIRMAN PAKATA
NIM : 1142014
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS VETEREAN REPUBLIK INDONESIA
2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar